Senin, 07 Juni 2010

Resensi Meresensi Film “Kungfu Panda”

Po (Jack Black) adalah seekor panda yang terobsesi menjadi pendekar kung fu pembela kebenaran seperti dalam kisah-kisah klasik Cina. Sayangnya, bekerja pada restoran mi di kota kecil tempat Po tinggal tidak banyak membantu obsesi Po ini. Namun siapa sangka bahwa sejarah akan segera berubah. Master Oogway (Randall Duk Kim) memberi tahu Master Shifu (Dustin Hoffman) bahwa ia melihat pertanda bahwa seorang pendekar jahat bernama Tai Lung (Ian McShane) berhasil meloloskan diri dari penjara dan saatnya telah tiba untuk memenuhi ramalan kuno bahwa seorang Pendekar Naga akan datang untuk mengalahkan Tai Lung. Namun sampai saat itu belum ada seorang pun yang cocok dengan ramalan tersebut. Akhirnya Master Oogway dan Master Shifu berencana untuk memilih calon Pendekar Naga ini dari warga sekitar tempat itu. Hari pemilihan pun ditentukan. Semua orang datang berbondong-bondong untuk menyaksikan pemilihan ini.
Po yang sangat tergila-gila pada kung fu pun tak melewatkan kejadian besar ini. Sesampainya di sana, Po terlambat dan tak diijinkan masuk. Dengan segala macam cara Po berusaha masuk untuk melihat kejadian penting ini. Dan tak disangka-sangka, ternyata Master Oogway memilih Po sebagai calon Pendekar Naga yang akan menyelamatkan negeri mereka dari kehancuran. Master Shifu dan kelima muridnya, Tigress (Angelina Jolie), Crane (David Cross), Mantis (Seth Rogen), Viper (Lucy Liu) dan Monkey (Jackie Chan) menganggap bahwa Master Oogway telah salah pilih karena tak mungkin Po adalah Pendekar Naga yang ada dalam ramalan kuno itu. Po bahkan sama sekali tak bisa kung fu. Bagaimana mungkin ia mengalahkan Tai Lung. Namun Master Oogway bersikeras bahwa ia tak mungkin salah pilih.
Film ini bisa jadi adalah film animasi yang tidak hanya bisa dinikmati anak-anak. Walaupun ide cerita masih tak jauh dari film-film kung fu klasik era Bruce Lee, namun kehadiran Dustin Hofman dan Jack Black mampu membawa suasana segar dalam humor-humor mereka. Action yang disuguhkan pun bisa dibilang memukau. Koreografi kung fu yang disajikan mengingatkan pada karya-karya Yuen Wo-ping yang legendaris itu. Sayangnya penampilan Po yang disuarakan oleh Jack Black justru sedikit tenggelam saat beradu akting dengan Shifu yang suaranya diisi oleh Dustin Hofman. Tapi secara keseluruhan suara pengisi yang dibawakan oleh aktor dan aktris papan atas Hollywood ini cukup menyatu dengan karakter animasi mereka. Satu yang bisa digaris bawahi mungkin adalah bahwa penampilan Jack Black justru lebih bagus saat mengisi suara bila dibanding saat ia membintangi film non animasi. (kpl/roc)
Sumber: http://www.kapanlagi.com/a/kung-fu-panda-simbol-pemalas-penyelamat-kota.html

menurut saya ada beberapa hal kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada resensi film kungfu panda diatas, penulis hanya meresensi sebagian isi film yang diceritakan sehingga hal tersebut dapat berpengaruh bagi pecinta film karena mungkin nantinya orang berpikir bahwa film kungfu panda kurang begitu menarik, seharusnya penulis meresensi sebuah film (kungfu panda) secara lengkap agar dapat menarik perhatian para pembaca kemudian pada bagian komentar kelebihan dan kekurangan film kungfu panda diatas penulis hanya mengomentari aktor atau aktris pengisi suara tokoh film animasi kungfu panda namun penulis tidak menyinggung hewan yang paling dominan pada film itu dan juga tidak di jelaskan sutradara film kungfu panda serta tahun berapa film kungfu panda di rilis kemudian pada resensi film kungfu panda di atas penulis hanya mengomentari penampilan jack black saja dan penampilan aktor/aktris yang lain pada film kungfu panda tidak ada yang dikomentari.

Setiap Hari, Anjal KFC Dan Pengguna Kendaraan Bermotor Bermain Kucing Kucingan (feature bangjo)

Senin pagi yang cerah kemarin aku berangkat kuliah untuk meminjam buku di perpustakaan pusat dan seperti biasa pemandangan arus lalu lintas di perempatan mirota kampus padat merayap di dominasi oleh kendaraan beroda dua dan sesampainya di depan mirota aku berhenti sejenak untuk bersiap menyeberang, waktu itu polisi lalu lintas tidak bertugas jadi aku sedikit waspada karena saat lampu merah menyala ada saja para pengendara sepeda motor yang melanggar tata tertib berlalu lintas dan dapat membahayakan para penyeberang jalan kaki seperti aku ini, belum lagi bus kopata yang mengetem di depan mirota kampus menambah macet jalanan, seharusnya jika lampu hijau bus tersebut jalan terus jangan berhenti di depan tiang lampu merah (depan KFC) dan bau asap kendaraan bercampur debu jalanan menyatu dengan keringat tubuhku, rasa kesal dan marah pun muncul, “ duh sial banget hari ini!’’’ dah dandan keren seperti ini malah dirusak oleh asap dan debu jalanan!” keluhku, lalu aku berhasil menyeberang dengan keringat yang mengguyur tubuhku dan aku melihat sosok bapak yang usia sudah sepuh di pinggir jalan depan KFC sedang menyodorkan topi koboi yang terbuat dari anyaman bambu ke para pengguna jalan yang lewat, aku merasa kasihan melihat bapak itu (sambil jalan), “duh kasihan bener ya pak tua tidak ada sanak saudara yang mengurusinya,hidup sebatangkara di jalanan...Ya Allah mudahkanlah jalan rizki Mu dan ampuni segala dosanya, amin.” Keluhan doaku, lalu aku menyeberang jalan untuk kedua kalinya dan alhamdulillah sedikit lancar dalam menyeberang jalan lalu aku masuk ke perpustakaan pusat untuk meminjam buku bahan materi tugas kuliah namun buku yang aku cari tidak ada, akhirnya aku baca-baca buku dan surat kabar “kedaulatan rakyat” sepuasnya, tidak terasa hari sudah siang dan aku berada di dalam perpustakaan pusat selama 3 jam lalu aku putuskan untuk pulang ke kosku lalu aku menyeberang dan melihat pengamen anak jalanan yang biasa mangkal di basement KFC sedang mengamen di dalam bus kopata jalur 7 yang berhenti saat lampu merah dan ketika lampu hijau bus tersebut jalan kembali dan para pengamen anak jalanan terburu-buru keluar dan aku merasa ngeri melihatnya karena bus itu melaju sedikit kencang lalu anak jalanan itu berloncatan keluar bus, “ apa mereka tidak takut celaka?,” keluhku, melihat pengamen anak jalanan tersebut membuat aku teringat masa sekolahku saat aku jatuh dari bus kopayu dan terjun kedalam parit sawah yang kotor (sejenis kopata) dengan luka cukup parah di sekujur tubuh tidak ada orang yang menolongku, sampai sekarang aku sedikit trauma naik bus baik bus besar maupun bus sedang dan jika aku berpergian ke luar kota, aku lebih suka naik jasa kereta api dan sesampainya di kamar kos kejadian yang aku lihat siang itu masih terngiang di kepalaku dan aku menangis sendirian di dalam kamar.

Rabu, 02 Juni 2010

kumpulan karya sastra (puisi) the pancer dkk

Keikhlasan Hati



Sudah lama aku menunggu
Berharap engkau mau mengerti
Sudah lama aku menyayangimu
Berharap engkau mau menyadari
Aku diam pada malam
Melihat mawar tak berduri
Aku merasa sedih mendalam
Mendengar pujaan tak suci
Mawar jatuh ke jurang
Karena terjangan angin topan
Madu terhisap kumbang jalang
Karena nafsu asmara jalanan
Meskipun awan hitam menutupi
Angin berhembus tetap menyatu
Meskipun hujan sudah terjadi
Aku tetap menyayangi dirimu
Anggrek menempel pada inang
Dengan mengharapkan kehidupan ini
Aku bersedia menjadi pendamping
Dengan mengharapkan ridho Ilahi

Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java

Sabar Dan Tabah


Lambaian angin, gledek meletup
Tak sanggup menahan kepanikan
Lambaian tangan, mata tertutup
Tak sanggup menahan kesedihan
Taburan wangi berbau cuka
Menyebar masuk sana sini
Taburan bunga berderai duka
Menyelimuti suasana hati ini
Elang pergi tiada lambat
Meninggalkan semua sanak saudara
Engkau pergi begitu cepat
Meninggalkan semua sanak keluarga
Sepanjang malam hujan gerimis
Membuat tanah tiada kering
Setiap malam engkau menangis
Membuat hati tiada tenang
Burung terbang melayang layang
Tanpa ada yang menghalau
Betapa malang semata wayang
Tanpa ada cinta ibu

Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java
Kesedihan Sewindu




Sekuntum bunga mawar merah
Hanyut dalam arus sungai
Seuntaian kata kata pisah
Hanyut dalam kesedihan hati
Kering sudah sedap malam
Bersama gugurnya bunga melati
Kandas sudah angan terpendam
Bersama pupusnya kasih ini
Apalah arti sebuah seni
Jika tanpa pikiran jernih
Apalah arti hidup ini
Jika tanpa seorang kekasih
Asap api membumbung tinggi
Terbawa hembusan angin malam
Aku tinggalkan kenangan ini
Terlepas dari duka mendalam




Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java

Kerinduan Hati


Ketika ombak menghempas pantai
Aku melihat tanah terkikis
Ketika aku mau pergi
Aku melihat guru menangis
Burung terbang mengepakkan sayap
Pergi meninggalkan tempat enak
Guru berdoa dengan berharap
Agar anaknya sukses kelak
Ketika burung belajar terbang
Sang induk selalu mengawasi
Ketika aku merasa bimbang
Sang guru selalu menasehati
Saat rembulan mulai terang
Sang malam telah tiba
Saat aku bahagia datang
Sang guru telah tiada
pedang terhunus ke bumi
Sebagai tanda batu nisan
Pahlawan gugur dengan berani
Meninggalkan makna yang berkesan



Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 07 West

Termakan Dunia


Dadu di kocok berlima
Umpan emas jadi mengalah
Debat argumen muncul luka
Umpan uang tiada masalah
Kampret makan meninggalkan sisa
Kera makan sangat rapih
Maling rampok meninggalkan celana
Pejabat korupsi dengan bersih
Tikus makan dengan kotor
Mabok di malam panjang
Kera putih makan kantor
Mabok di atas ranjang
Kandas semua terpendam lumpur
Tinggallah harta puing puing
Kalau kejujuran sudah terkubur
Tinggallah sampah yang terbuang
Matinya sang penguasa hutan
Tergigit oleh ular berbisa
Matinya hati seorang pemimpin
Termakan oleh nafsu belaka

Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java
Balada Kembang Pinggiran



Bunga mekar di hutan
Tak pedulikan suara siamang
Betapa malang wanita jalanan
Tak menghiraukan nasehat orang
Ayam hutan berlari larian
Terperosok masuk ke lubang
Aku memang wanita jalanan
Terjerumus dalam hidung belang
Memancing di lautan lepas
Dengan berharap mendapat ikan
Menanti beruang berkulit emas
Dengan berharap mendapat santunan
Dalam sungai berairkan jernih
Mengalir pelan dengan santai
Dalam sanubari aku sedih
Melihat aku seperti ini
Suara ombak laut bergemuruh
Memecahkan batu batu karang
Suara adzan sungguh menyentuh
Menggetarkan jiwa yang bimbang

Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java
Malam terselimuti duka mendalam


Malam ini gelap gulita
Suasana malam terasa dingin
Diriku kini sedang berduka
Melihat teman matanya terpejam
Malam ini gelap gulita
Udara malam terasa dingin
Hidupku kini terasa hampa
Jika tanpa dirimu teman
Burung terbang berpuluhan tahun
Melewati waktu siang malam
Impian kamu tinggal kenangan
Tinggalkan duka yang mendalam
Burung terbang tinggi melayang
Menembus batas cakrawala dunia
Bercanda,tertawa,bergembira riang
Saat kita masih bersama
Suara adzan telah berkumandang
Saatnya waktu shalat tiba
Selamat jalan wahai sayang
Semoga engkau tenang disana

Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 07 West Java

Sebuah Penantian



Sudah lama terkubur dalam
Terangkat kembali oleh air
Sudah lama aku pendam
Terkenang kembali bayangan samar
Melihat bulan purnama bersinar
Teringat akan masa keindahan
Melihat bunga mawar mekar
Teringat wajah yang menawan
Duduk di atas batu
Menatap laut berpikir kosong
Deburan masalah mengganggu kolbu
Menggores luka beraroma gosong
Layangan terbang hilang lenyap
Tak kunjung kabar keberadaan
Lelah hati ini berharap
Tak kunjung muncul jawaban




Karya : Wawan Suirwan, Pancer V 08 West Java
Doa Derita Ibu

Sepanjang jalan telah berlalu
Tetapi tiada yang mengerti
Setiap istana engkau bertamu
Tuan bangsawan tiada peduli
Sepanjang jalan menangis mewelas
Menggendong emas yang lugu
Setetes air mata menetas
Mencium rindu, berdoa Qolbu
Mata memandang penuh rahasia
Di tonton bintang hati
Melihat engkau berbagai rasa
Di saksikan emas sendiri
Tiga hutan engkau jelajahi
Berkawan dengan cahaya permata
Tidur nyenyak beratap jerami
Bersama emas pelipur lara
Meskipun surya tertutup mendung
Namun tetap masih bersinar
Meskipun engkau menyimpan kembung
Namun bintang masih memancar

Karya: Wawan Suirwan pancer V 08 West Java
Balada Seorang Suami, Rindu Permata Hati Yang Hilang

Pohon rindang berdaun lebat
Roboh di makan usia
Pertalian kasih sudah terikat
Raib dalam gemerlap dunia
Aku tanam sejak dini
Terserang penyakit hama wereng
Aku jaga janji suci
Terbang menghilang ke seberang
Siang malam mencari keberadaan
Memperkenalkan satu sebuah pena
Sudah lama merindukan berlian
Mempertemukan aku seorang nama
Ketika anak kijang kembali
Srigala tiada berhenti menggonggong
Ketika bertemu buah hati
Suami istri berbibir monyong
Saat air mata mengeluh
Batu permata bercahaya kemilau
Saat aku pergi menjauh
Buah hati memanggil diriku
Surya menghilang di lautan
Alunan gelombang tiada menjemu
Selamat tinggal wahai berlian
Ayah selalu merindukan dirimu


Karya: Wawan Suirwan pancer V 08 West Java
Penyesalan Mendalam, Kehidupan Gadis Malam

Kecantikan mahkota tiada murni
Serpihan wangi telah terhempas
Kehormatan diri sudah tergadai
Seperti barang keluar bekas
Harum, wangi bersari semu
Tersamar oleh keindahan bunga
Harum bahagia berhati pilu
Tertutupi kemegahan emas permata
Bunga merintih asyik kesakitan
Mengikuti irama jerami gatal
Bidadari menahan tawa kegelisahan
Mengiringi kumbang tiada bermoral
Mencari kebahagiaan tengah malam
Di terangi ribuan bintang
Mencari kenikmatan yang suram
Di hujat banyak orang
Jika bunga layu merana
Kumbang sungkan mau menghampiri
Jika jasmani termakan usia
Buaya juga sungkan mendekati
Jika alam terjadi musibah
Matahari selalu memancarkan sinar
Jika hati terkena masalah
Maka cepatlah engkau beristighfar

Karya: Wawan Suirwan pancer V 08 West Java

?...?...?...


Hi...
?
Awas !
?...
Air money and chair
?
Waspada !
?...
Air money and chair
?
Bahaya !
?...
Air money and chair
?
Hidup Fatamorgana
?...
Jiwa Manusia
???...
Karya: Wawan Suirwan, pancer V 07/08 West Java

Life Tie And Chair to Final

Harum bahagia senyum lebar
Tie and chair
Duka, benci, dendam senyum sinis
Tie and chair
Semut, lalat, kecoa, ulat datang mengais gembira takut
Tie and chair
Aroma wangi terbang bersama angin
Tie and chair
Perut monyet keruyuk buang diare
Tie and chair
Kayu lapuk di hantam badai besi perkasa
Tie and chair
Pamerkan piala emas bermata berlian
Tie and chair
Istana emas bermahkota batu berlian hancur
Tie and chair
Lebur di makan api menjadi abu
Tie and chair
Kembali ke Pemilik Alam
Tie and chair
Riwayatmu sudah berakhir masuk kubur

Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java



Tertipu Bunga Palsu


Melingkar emas bertahta berlian
Berucapkan janji depan saksi
Mahligai bahagia melenggang berjalan
Bersinar merajut hati ini
Malam indah terasa kiamat
Bulan purnama telah lenyap
Mengarungi cinta tiada nikmat
Bubuk madu sudah terhisap
Pohon berbuah sebelum semi
Buah busuk tertutup kulit
Perut berisi sebelum resmi
Badan bau terselimut kabut
Burung terkurung dalam sangkar
Angin berhembus sejuk gemulai
Batin tersiksa sungkan keluar
Ayah ibu berhati suci
Meskipun burung berhati murung
Awan mencoba menghibur hati
Meskipun badan tak beruntung
Aku ingin membalas budi


Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java



Kisah Tragis


Bersandar di lorong sempit
Meliuk gontai pecah ketuban
Berisik menjerit perut melilit
Menahan sakit mengelus badan
Pohon tumbang karena angin
Buah jatuh dari pohon
Paras pucat berselimut dingin
Bunyi kehidupan keluar badan
Suara tangis bahagia lapar
Makan angin yang bertiup
Senang menghilang ikut berlayar
Mata tertutup suara lenyap
Tanah kering bertinta merah
Menyelimuti sekeliling tubuh boneka
Tetesan air mata darah
Melumuri tubuh tak berdosa
Lorong sempit tak beratap
Panas dingin tak terasa
Lepas derita tidur lelap
Perih bahagia bersama sama


Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java


Di Ujung Jalan



Diam seribu bahasa kolbu
Sembari merenung menangis sendiri
Desir dosa selalu mengganggu
Sesalkan perbuatan hidup ini
Jauh jauh perjalanan hati
Tanpa mengenal arah maksud
Jauh mencari ridho ILAHI
Tanpa henti berdoa bersujud
Sejuk hati mata menetes
Masuk mengisi relung jiwa
Sedih menghilang ketenangan melintas
Merajut dalam kedamaian terasa
Hati menemukan jalan terbaik
Tak ingin seperti dahulu
Hidayah Ilahi telah masuk
Tak mau masa lalu



Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java


Misteri Cinta



Satu cinta dua hati
Dua hati satu cinta
Sayang ini silih berganti
Dunia kasih penuh rahasia
Dari hulu ke muara
Muara berlabuh ke laut
Dari cemburu menjadi cinta
Mulut berucap kasih menyambut
Sepayung kita jalan bertiga
Meskipun batu kerikil merintangi
Susah senang kita besama
Meskipun hidup penuh misteri




Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java




3651


Tujuh bintang di langit
Ilalang masih berdiri menghalangi
Gapai impian hati berkabut
Aral rintang sudah menanti
Emas kalbu muncul bersinar
Nampak mensilaukan berdecak kagum
Asa hati bersemangat keluar
Mata dunia terpanah harum
Lantai basah sudah kering
Isak kalbu terkabul jua
Malang nasib telah menghilang
Air mata bahagia bersuara
Siang malam sujud berdoa
Aral rintang tiada menakuti
Teguh hati dengan bertaqwa
Urusan dunia dapat teratasi



Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java




5613

Layu setangkai bunga seroja
Indah memandang hati tersentuh
Mendengar kisah suram jelita
Alunan kata hati meluluh
Elok nyanyian air mengalir
Niscaya kumbang tiada mendekat
Anggun mempesona kecantikan memudar
Mustahil bidadara datang mendekat
Semilir angin menyejukan suasana
Air mata biarlah jatuh
Tepiskan semua duka lara
Ungkapan hati yang tercurah
Taburan harum bunga melati
Iringi langkah berhati permata
Gugup sayang mendera hati
Aku bersedia menjadi raja



Karya : Wawan suirwan, pancer V 08 West Java









Bertekad Bulat


Merah putih, bendera lambang persatuan bangsa
Berkibarlah di bumi tanah persada nusantara
Merah putih, bendera lambang persatuan bangsa
Akan kita hormati sepanjang masa

Walaupun kita dipisahkan oleh hutan, laut-laut dan selat-selat
Suku bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat
Namun kita tetap bertekad bulat
Untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan yang kuat

Politik, agama, dan kebudayaan boleh berbeda bagi bangsa kita ini
Cita-cita kita harus bersama-sama, untuk membangun bangsa dan Ibu Pertiwi
Agar bangsa kita makmur, sejahtera, rakyat hidup rukun dan damai nan abadi
Kebutuhan rakyat kita sehari-hari dapat tercukupi

Hukum di negara kita harus ditegakkan
Demi membela keadilan
Yang benar harus dibenarkan yang bersalah harus mendapat hukuman
Jangan sampai terjadi transaksi jual beli kebenaran


Karya: S. Joko K.H
Terban GK V/435 Jogyakarta
11 februari 2006


Wasiat


Wahai generasi muda
Engkau generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa
Wahai generasi muda
Engkau generasi yang akan menjadi tulang punggung bagi kemajuan bangsa kita

Jadilah pemimpin yang bersih, jujur dan bijaksana, untuk menjadi suri tauladan bagi semua rakyat
Jadilah pemimpin yang selalu memperhatikan dan memikirkan nasib bagi semua rakyat
Jadilah pemimpin yang tidak membedakan golongan partai, suku bangsa, pangkat dan derajat bagi semua rakyat
Agar bangsa kita ini sejahtera, cerdas, hidup rukun, aman dan tentram didalam kedamaian

Berpolitiklah yang benar dan baik
Untuk bangsa kita ini, agar dapat menjadi terdidik
Jangan sampai terjadi konflik
Karena ulah elit politik



Karya: S. Joko K.H
Terban GK V/435 Jogyakarta
07 Januari 2009











Mustika Bunga

Dengan semangat perjuangan Ibu kita Kartini, kita junjung emansipasinya
Dengan semangat perjuangan Ibu kita Kartini, kita hargai jasa-jasanya
Dengan semangat perjuangan Ibu kita Kartini, kita hormati cita-citanya
Dengan semangat perjuangan Ibu kita Kartini, kita abadikan namanya

Ibu kita Kartini mustika bunga nan sejati
Harum semerbak mewangi
Ditaman bunga Ibu Pertiwi
Jasamu sungguh sangat berarti, bagi kemajuan kaum putri

Wahai generasi muda, janganlah engkau selalu berpangku tangan dan bertopang dagu
Engkau sekalian telah dibangunkan, oleh Ibu kita Kartini untuk maju
Lihatlah lautan dan daratan yang luas ini, mengharapkan tenaga, pikiran dan sentuhan tangan manismu
Bangunlah perekonomian, pendidikan, keamanan demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsamu



Karya: S. Joko K.H
Terban GK V/435 Jogyakarta
2 Januari 2008









Cermat

Nusantara adalah Negeri Kepulauan
Laut dan pulau kita terdapat banyak beraneka hasil laut, hasil tambang, hasil hutan dan hasil pertanian
Kekayaan alam ini, harus dikelola untuk kesejahteraan
Buanglah jauh-jauh kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan

Kita harus tetap bersatu padu
Para pemimpin harus selalu\bergandengan tangan dengan semua rakyat untuk maju
Kita harus mendidik generasi muda yang bermutu
Untuk membangun bangsa dan negara kita Indonesia yang bersatu

Politik, agama, suku bangsa dan ras boleh berbeda
Namun pandangan hidup, haruslah bersama-sama
Agar bangsa ini hidup rukun, sejahtera, aman, damai dan sentosa
Di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara kita mempunyai laut yang luas di dunia, angkatan perang, haruslah diperkuat
Untuk menghadapi kemungkinan adanya perompakkan, penyelundupan, pencurian kekayaan alam dan semua daerah teritorial kita harus dilindungi dengan sangat cermat

Jangan ada lagi pulau-pulau kita diambil alih oleh negara lain dengan alasan apapun yang tidak sehat
Bila semua pulau itu milik bangsa kita, haruslah diberi tanda dan dijaga bersama-sama rakyat


Karya: S. Joko K.H
Terban GK V/435 Jogyakarta
17 Maret 2010

Badai duka dan Amanah

Oleh Wawan Suirwan, The Pancer
Di tepi laut aku berdiri sambil menatap indahnya ombak yang bergemuruh menghantam batu karang yang kuat tetapi batu karang tidak menangis melainkan diam seribu bahasa tanpa mau marah kepada ombak yang selalu menyerangnya bertubi tubi tanpa ampun walaupun nyawa melayang di gilas oleh Sang ombak, batu karang enggan bergerak maju, aku salut dengan ketangguhan batu karang namun aku juga merasa kasihan melihatnya karena batu karang terlalu sombong meremehkan ombak yang lemah dan sifatnya yang berapi-api ingin menguasai daratan sebagai tempat tinggal mereka, batu karang dan ombak bagaikan musuh abadi yang saban hari bertarung tanpa henti untuk mempertahankan ideologi, kekuasaan, dan kejayaan mereka tanpa memikirkan rakyat yang hidup di dalamnya, rakyat tak peduli dengan urusan mereka, rakyat hanya memikirkan yang penting bisa hidup dengan tenang. Aku berjalan menelusuri tepi laut dan aku melihat nelayan yang menjala ikan di tengah laut dengan suara dentuman yang keras seperti bazoka, ombak muntah ke atas bersama rakyat yang tidak berdosa, rumah mereka hancur berkeping-keping, banyak anak mereka menjadi yatim karena terkena dentuman bazoka, mayat-mayat terapung di lautan dengan di iringi lagu kebangsaan mereka yaitu desiran buih ombak mendayu-dayu dan nelayan pun merasa senang dengan nasib mereka lalu nelayan itu mengambil mayat yang terapung dan dibawa pulang ke negerinya untuk di jual atau di jadikan bahan pendamping sepiring nasi bersama keluarganya namun sebelum sampai ke daratan para nelayan tersebut di makan gelombang sebagai pembalasan atas kematian warganya, untungnya para nelayan itu bisa berenang menuju daratan dengan sekuat tenaga melawan dahsyatnya jurus tenaga dalam ombak, saat itu aku melihat seorang nelayan hampir kehabisan tenaga, aku tak tega melihat saudaraku di siksa oleh ombak dan menolong mereka meskipun aku tidak begitu pandai berenang juga menahan serangan ombak yang bertubi-tubi datang menyerang seakan-akan mereka menghalangi niat baikku dan aku sadar bahwa saudaraku yang salah karena saudaraku mengganggu dan menghancurkan rumah penduduk di negeri mereka dengan bom cap harimau lalu aku tidak melawan arus mereka namun aku mengikuti arah jurus-jurus mereka sehingga aku dapat menolong seorang saudaraku kemudian aku bawa saudaraku ke tepi pantai untuk diberi pertolongan agar dia selamat, aku tidak tahu dua saudaraku kemana perginya lalu aku menekan perut saudaraku untuk mengeluarkan air didalam perutnya kemudian saudaraku siuman dan ia kaget dan merasa heran ketika melihatku
“siapa engkau? wahai anak muda!”kata nelayan
“aku yang menyelamatkan ki sanak dari ganasnya ombak.” Pungkasku
“Lalu bagaimana nasib dengan kedua temanku?”
“aku tidak tahu dengan nasib kedua temanmu itu dan aku hanya bisa menolong dirimu seorang.” Jawabku
“anak muda nama kamu siapa?” tanya nelayan
“ aku seorang musafir.” Kilahku
“terima kasih anak muda atas pertolongannya, sungguh jika tidak ada engkau entah bagaimana nyawaku dan nasib keluargaku di rumah.” Sambil tersenyum
“ ya sama-sama ki sanak dan semua ini atas Kehendak Nya jadi bersyukurlah kepada Nya.” Jawabku
“ iya...ya benar juga katamu, selama ini aku lupa akan karunia Nya.”
“ sekarang ki sanak istirahat dulu di sini! biar aku yang mencari kedua teman ki sanak,” kataku, saat beberapa langkah aku pergi, datang kedua orang yang tidak aku kenal dan ternyata tidak lain adalah kedua teman orang yang aku tolong, kedua orang itu tampak sehat bugar, berwajah sangar dan tingkah lakunya begitu sombong
“ hai anak muda! dimana kau sembunyikan temanku?” tanya mereka lalu aku diam sejenak untuk berpikir dan hatiku berkata, “ sungguh mereka tidak punya sopan santun.”
“kenapa engkau diam saja? ayo jawab!”
“baiklah, ki sanak jangan marah seperti itu, teman ki sanak ada di belakang pohon kelapa itu dan dia hampir tenggelam.”
“ di mana tempatnya? Tunjukkan!”
“ mari ki sanak ikuti aku! apakah benar orang ini teman ki sanak?”
“ya...benar orang ini yang aku maksud!” pungkasnya, namun aku melihat temannya merasa ketakutan yang amat sangat pada dirinya.
“Tuan...tuan baik-baik saja?”
“ ya...aku baik-baik saja dan kamu senang jika aku mati lalu hutang kamu dan keluargamu lunas begitu saja!”
“ tuan jangan buruk sangka kepadaku, justru jika tuan mati aku bersedih dan bagaimana aku bisa menafkahi keluargaku?” sedangkan aku kurang mempunyai keahlian yang lain selain sebagai nelayan.”
“lalu kenapa engkau menolak menggunakan bom untuk mencari ikan di laut?”
“bukannya aku menolak tuan, tetapi istriku sedang hamil.”
“ apa hubungannya?”
“ aku takut terjadi apa-apa kepada si cabang bayi kelak.”
“ aaagghhh...alasan kuno! sekarang kamu siap-siap untuk pergi melaut lagi mencari ikan di laut!”
“tapi tuan aku masih lemas dan tuan masih punya banyak kapal serta cuaca hari ini tidak begitu baik!”
“kamu melawan aku?”
“ ti...ti...tidak tuan.”
“ ayo cepat jangan buang-buang waktu!”
“ ya..tuan tapi tunggu sebentar aku mau bicara dengan pemuda ini, bolehkan?”
“ya!”
“ anak muda tetaplah di sini menungguku pulang dan jika besok nanti aku tidak kembali pulang untuk selamanya, maka aku titipkan anak gadisku yang pertama untukmu, lunasi semua hutangku kepada para lintah darat dan jagalah istriku seperti ibu kandungmu!”
“ tapi ki sanak aku Cuma seorang musafir yang suka berkelana mengikuti angin dan bagaimana aku bisa membahagiakan anakmu dan istrimu?”
“ aku percaya kamu, anggaplah ini semua balas budi ku kepadamu dan aku tidak rela jika anak gadisku menikah dengan seorang lintah darat dan sekarang aku harus pergi!”
“ tunggu ki sanak...!”
“ aku yakin kamu orang yang cerdas, berhati mulia dan ingatlah anak muda rumahku sebelah timur dari tempat engkau berdiri dan cat rumahku berupa bilik bambu yang reyot bertuliskan “Sang Nelayan Timur” dan bawalah ikat kepalaku ini sebagai bukti!”
“ ki sanak...ki sanak jangan lupa berdoa dan tetap waspada!”
“ya! terima kasih sarannya!”
Tinggal aku sendiri di sini menanti esok Sang Fajar terbit kembali sambil berpikir kenapa masih ada orang yang seperti itu di dunia ini?” tidak mempunyai etika,moral dan berhati manusiawi hanya memikirkan harta dan kedudukan semata tanpa memikirkan keselamatan jiwa dirinya sendiri dan orang lain padahal cuaca hari ini kurang begitu bersahabat, awan mendung kelam disertai rintik hujan, sambaran petir, suara angin dan gelombang ombak laut yang besar datang silih berganti, aku berlari mencari tempat untuk berteduh dan akhirnya aku dapat tempat perlindungan di bawah tebing dengan alaskan bebatuan yang cukup besar namun aku tetap khawatir dengan nasib ketiga nelayan yang pergi untuk mencari ikan di dasar laut, di tengah pertarungan musuh abadi yaitu ombak yang rakus dan berapi-api serta batu karang yang kuat dan sombong, kecil kemungkinan mereka bisa selamat dari bencana badai laut, matahari terbenam malam telah tiba di iringi hembusan angin darat yang kurang bersahabat, aku jatuh bangun berpikir sampah yang penuh dengan limbah dunia ketamakan, kebencian, kedustaan dan kemunafikan, sudah sekian lama aku mengunggu dia namun sampai sekarang belum datang juga, “ya...tuhan aku mohon lindungi ketiga temanku dari segala mara bahaya,” aku tidak bisa tidur dengan tenang, aku masih terus memikirkan nasib ketiga temanku lalu aku putuskan malam ini aku tidak akan tidur sampai matahari terbit dan berjalan mengeliling tepi pantai sambil melihat deburan angin dan gelombang ombak bergemuruh di lautan, berharap aku dapat menemukan mereka baik dalam keadaan masih hidup atau sudah meninggal dunia, aku berjalan terus menyusuri tepi pantai tanpa terasa aku sudah jauh melangkah, rasa kantuk dan lelah mulai menyerang tubuhku lalu aku putuskan untuk menjauhi bibir pantai namun beberapa langkah aku berjalan, aku jatuh tersandung dan tidur beralaskan pasir, beratapkan langit dalam buaian mimpi yang indah, entah itu alam imajinasi atau kenyataan aku tidak tahu yang jelas di sana tempatnya indah, ditemani bidadari yang cantik jelita dan aku tidak ingin pergi dari tempat itu, aku terbuai oleh elus-elusan tangan yang lembut para bidadari namun aku merasa sedikit terganggu dengan suara berisik yang datang silih berganti lalu aku ingin marah dan aku terbangun dari pingsanku, aku melihat dihadapanku seorang gadis cantik yang tersenyum dan mengelus-elus pipiku.
“ aku di mana? aku di mana? dan sudah berapa hari aku pingsan?” tanyaku
“ kamu sekarang berada di rumahku, warga setempat yang membawa kamu ke sini dan hampir seharian kamu pingsan.” Kata dia
“ lalu bagaimana nasib dengan ketiga temanku? aku harus mencarinya!”
“ maksudmu ayahku, kakakku dan paman kentus?”
“ ya...mungkin, aku tidak tahu yang jelas salah seorang dari temanku mempunyai sifat yang tamak, keji dan sombong!” kemudian aku melihat gadis itu menangis tersendu-sendu
“hai...kenapa adinda menangis?” aku tidak mengerti atau ada ucapanku yang salah?”
“ tidak apa-apa, ucapanmu benar dan yang kau maksud adalah bapak dan kakakku, mereka telah tiada untuk selama-lamanya.”
“ adinda yang baik hati aku turut berduka cita dan aku meminta maaf atas semua ucapanku dan sungguh aku tidak tahu semua ini!”
“ya...aku mengerti dan teman yang engkau cari sudah pergi untuk selama-lamanya, mereka ditemukan oleh warga di tepi pantai tidak jauh dari tempat engkau pingsan.”
“ tapi sekarang aku harus pergi untuk menyampaikan amanah ini!” kamu tahu rumah “ Sang Nelayan Timur?” tolong antarkan aku ke sana!”
“ ya, aku tahu tetapi engkau masih perlu istirahat! bagaimana kalau besok?”
“ tidak, aku sudah sehat!”
“ baiklah, akan aku antar engkau ke sana tetapi ada syarat!”
“ apa syaratnya?”
“ rahasia!”
“ baiklah, aku menyanggupi apapun syaratnya!” lalu kami berdua berangkat pergi dan di dalam perjalanan kami saling bercanda gurau namun aku kaget ketika dia bilang, “ kakanda, maukah engkau menjadi pendampingku?” aku hanya bisa diam dan tidak terasa kami telah sampai ke rumah almarhum dan tidak aku duga suasananya sungguh menyenangkan, apalagi melihat dia sudah tidak sedih lagi dan akrab dengan keluarga almarhum, kami bicara ngalor ngidul kadang tawa pun menggelegar dan sampailah ke pokok pembicaraan
“ oh...ya bu le, ada yang ingin bertemu dengan ibu beserta keluarga yang lainnya!”
“ ada perlu apa dan siapa nama kamu?”
“sebelumnya saya turut berduka cita dan meminta maaf, nama saya rama serta saya datang ke sini untuk menyampaikan amanah almarhum yaitu untuk menjaga ibu dan almarhum mengamanahkan agar anak gadis yang pertama menikah dengan saya serta saya harus melunasi hutang keluarga ibu kepada lintah darat, apabila ibu kurang percaya, saya akan tunjukan ikat kepala almarhum sebagai bukti, “ ini buktinya!”
“ kapan kamu bertemu almarhum dan di mana kamu dapatkan ikat kepala ini?”
“ saya bertemu almarhum, saat itu saya jalan-jalan di tepi pantai lalu saya melihat suara dentuman bom meledak di tengah laut kemudian perahu itu terbalik di terjang ombak lalu saya menyelamatkan almarhum begitu juga dengan kedua orang tersebut berhasil menyelamatkan diri tetapi ketika almarhum sedang istiharat disuruh melaut lagi oleh kedua orang itu, padahal almarhum sudah memperingatkan tetapi di hiraukan oleh kedua tersebut dan sebelum almarhum pergi melaut, saya mendapatkan amanah dan menyampaikannya dengan bukti ikat kepala tersebut,” aku melihat wanita itu diam dan malu kepada keluarga almarhum dan aku merasa heran sebenarnya ada apa dengan mereka?”
“ ya sudah, ibu percaya dengan omongan kamu dan tuan putri tidak perlu merasa bersalah ataupun malu kepada keluarga kami!”
“ tidak bu le, semua ini salah bapakku dan aku meminta maaf atas perbuatan bapakku di masa hidupnya kepada keluarga ini!”
“ ya ibu maafkan tetapi ibu tidak bisa membayar hutang kepada tuan putri!”
“ bu le tidak punya hutang apapun kepada keluarga kami, aku ikhlas dan sekarang aku hidup sebatang kara!”
“ terima kasih, tuan putri tidak perlu bersedih karena masih ada kami keluargamu dan anak muda saya terima kamu menjadi bagian keluarga ini dan jemputlah calon istrimu ke sini!”
“ baiklah ibu,” tetapi aku melihat gadis itu kaget ketika dia mendengar bahwa aku direstui menikah dengan anak gadisnya yang begitu cantik dan aku melihat ibu memahami perasaan anak angkatnya itu jatuh cinta kepadaku, di saat seperti ini aku merasa bingung bagaimana nantinya tetapi agghhh...masa bodoh jalani apa adanya!”
“ rama!”
“ ya bu!”
“ kemarilah! acara pernikahanmu minggu depan dan ibu juga akan menikahkan engkau dengan anak angkat ibu ini, kamu mau tuan putri?”
“ ya saya mau tetapi itu terserah mereka berdua!”
“ tuan putri tidak perlu khawatir aku mau berbagi suami dengan dirimu dan Mas Rama juga pasti mau, iya...kan!”
“i...i...iya mau! aku sungguh tidak percaya dengan semua ini, aku tidak menduga bahwa aku punya dua istri sekaligus.”
“mas rama...mas rama kenapa diam?”
“ tidak apa-apa, kemarilah adinda!” peluk daku!” kelak jika kalian menjadi istriku maka kalian mau berbagi kesusahan, senang, duka dan saling percaya satu dengan yang lainnya?”
Mereka menjawab. “ya kami bersedia!”
“Perasaan bingung bercampur bahagia menghantui diriku, apa yang harus lakukan untuk membahagiakan mereka? Sedangkan aku keluar dari pekerjaan yang dulu hingga saat ini aku juga belum mempunyai pekerjaan di sisi lain luka sakit hatiku kepada kekasih yang dulu sudah terobati dengan kehadiran dua bidadari yang cantik jelita.”
“ kelihatannya kanda bingung, ada apa?”
“ tidak ada apa-apa, kanda hanya bingung bagaimana cara menghidupi kalian sedangkan kanda sendiri tidak punya pekerjaan, kanda malu!”
“kanda tidak perlu malu ataupun minder, jodoh, rezeki, dan mati sudah ada yang mengatur,” pungkasnya
“ iya benar, kanda tidak perlu khawatir, apabila kanda tidak punya pekerjaan kelola-lah usaha milik keluarga kami dan itu semua sudah menjadi milik kanda juga!”
“ tapi putri...itu...kan!”
“ itu apa kanda?” dinda putri dan kanda dewi setuju kanda yang mengelola perusahaan kami.”
“Terima kasih atas semangat dan kepercayaannya,” aku merasa senang melihat mereka rukun, saling mendukung, saling menyayangi dan saling percaya serta aku sangat bersyukur sekali atas Karunia Nya dan Tuhan itu Maha Adil, untung aku urungkan niatku untuk mengakhiri hidup dan aku sadar bahwa selain keluarga, harta yang paling berharga adalah nyawa.

Tugas feature: Setiap Hari, Anjal KFC Dan Pengguna Kendaraan Bermotor Bermain Kucing Kucingan

Kata sifat Kata kerja
Tegap mengemban
Tinggi melindungi
Lelah mengayomi
Letih berhenti
Padat meminta
Kesemrawutan memperhatikan
Panas membimbing
Hujan mentaati
Sabar mengatur
Telaten keluar
Menyala pemandangan
Menangkap berperan

Setiap Hari, Anjal KFC Dan Pengguna Kendaraan Bermotor Bermain Kucing Kucingan
Pagi buta di liburan akhir pekan kemarin, pemandangan arus lalu lintas di perempatan mirota kampus tidak seperti hari biasanya, arus lalu lintas cukup ramai di dominasi oleh kendaraan beroda dua, sebagian besar masyarakat yogyakarta memanfaatkan waktu liburan untuk berekreasi,namun hal ini berbeda dengan polisi lalu lintas yang berdiri tegap, berseragam cokelat, berompi hijau, dan peluit di tangan yang selalu setia menemaninya dalam bertugas. beliau dengan sabar, telaten mengatur lalu lintas supaya jalanan tidak semrawut meskipun cuaca cukup panas dan hujan keringat membasahi tubuh tidak mengurangi semangat patriotnya demi kenyamanan warga yogyakarta sesuai dengan mottonya yaitu melindungi, melayani, mengayomi masyarakat, namun sebagian kecil para pengguna kendaraan bermotor tidak mentaati peraturan lalu lintas misalnya tidak menyalakan lampu senter di siang hari, padahal sejak bulan januari yang lalu polisi sudah mensosialisasikan peraturan tersebut tetap saja di hiraukan bagaikan angin lalu dan tidak bosan bosannya dengan sikap yang ramah polisi selalu menasehati bagi yang melanggar peraturan lalu lintas, sementara itu saat polisi pulang ke kantornya golongan anjal KFC keluar dari sarangnya untuk mengamen mencari rezeki di jalanan, tentu saja hal tersebut sedikit mengganggu para pengguna jalan terutama kendaraan bermotor dan tanpa sadar mereka juga berperan dalam kesemrawutan di jalanan, apalagi cuacanya sangat mendukung sekali, mereka tidak ada rasa khawatir akan keselamatan nyawa dan mereka sudah biasa dengan pekerjaannya, seharusnya pemerintah pusat dan daerah terutama dinas sosial membimbing dan memperhatikan nasib mereka dan mereka juga mempunyai hak hidup yang layak sebagai warga negara indonesia.

Resensi film kungfu panda

Po adalah seekor panda yang terobsesi menjadi pendekar kung fu pembela kebenaran seperti dalam kisah-kisah klasik Cina. Tetapi sayangnya ia bekerja pada restoran mi di kota kecil tempat Po tinggal tidak banyak membantu ambisi Po, Namun siapa sangka bahwa sejarah akan segera berubah. Master Oogway memberi tahu Master Shifu bahwa ia melihat pertanda ada seorang pendekar jahat bernama Tai Lung berhasil meloloskan diri dari penjara dan saatnya telah tiba untuk memenuhi ramalan kuno bahwa seorang Pendekar Naga akan datang untuk mengalahkan Tai Lung (seekor macan salju). Namun sampai saat itu belum ada seorang pun yang cocok dengan ramalan tersebut. Akhirnya Master Oogway dan Master Shifu berencana untuk memilih calon sebagai Dragon Warrior dari warga sekitar tempat itu dan hari pemilihan pun ditentukan. Semua orang datang berbondong-bondong untuk menyaksikan pemilihan ini. Po yang sangat tergila-gila pada kung fu pun tidak melewatkan pesta besar ini dan Sesampainya di sana, Po hampir terlambat datang dan berbagai macam usaha agar ia dapat masuk untuk melihat pesta besar ini dan akhirnya ia dapat masuk menyaksikan acara akbat tersebut dan tanpa diduga Master Oogway memilih Po sebagai calon Dragon Warrior yang akan menyelamatkan negeri mereka dari kehancuran namun master shifu kurang setuju dengan terpilihnya po sebagai pendekar naga, padahal fariuos five adalah murid yang terlatih binaan mereka (murid master shifu) sedangkan po adalah seorang penonton biasa dan akhirnya master shifu menerima po sebagai Dragon Warrior sekaligus menjadi muridnya. Sementara itu, tai lung adalah mantan murid yang pertama master shifu dengan sifat serakahnya ingin menjadi seorang pendekar naga dan merebut gulungan yang ada di kuil, namun master oogway tidak memilih dia dan tai lung marah menyerang master shifu secara membabi buta sebelum akhirnya ia dikalahkan oleh master oogway kemudian ia di penjara dan ia berhasil kabur untuk kembali ke kuil merebut gulungan serta membalas dendam kepada gurunya namun di tengah perjalanan ia dihadang oleh farious five, karena lawan yang tidak seimbang farious five kalah begitu pula dengan gurunya yang hampir terbunuh sebelum akhir po datang tepat waktu untuk bertarung melawan tai lung dan po berhasil mengalahkan tai lung dan kedamaian desa pun tercipta kembali seprti sedia kala.
komentar saya tentang Film animasi Hollywood “kung fu panda” yang di rilis pada tahun 2008 oleh DreamWorks Animation dan di bintangi oleh aktot-aktris ternama seperti Jack black, Jacky chan, Angelina joli dan lain-lain merupakan film animasi yang tidak hanya bisa dinikmati anak-anak tetapi juga orang dewasa di seluruh dunia khususnya Indonesia. Dalam film ini mempunyai kelebihan baik dari segi cerita, kualitas animasi dan musik dibuat secara hampir sempurna serta film ini sangat menghibur dan cocok untuk semua umur, adegan-adegan lucu dan sedih yang terjalin dengan baik, gerakan-gerakan bertarung kung fu juga terbentuk dengan baik dan fantastis, namun kekurangan dalam film ini menurut saya jenis binatang yang paling dominan adalah babi, angsa, dan kelinci jadi kurang greget sedikit dan sedikit menonton, tetapi secara keseluruhan hal itu tidak berpengaruh pada jalan cerita.
Sepotong Senja Untuk Pacarku

Oleh Seno Gumilar Adji Darma


Alina tercinta,
Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja–dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap?
Seperti setiap senja di setiap pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan. Maaf, aku tidak sempat menelitinya satu persatu. Mestinya ada juga lokan, batu yang berwarna-warni, dan bias cahaya cemerlang yang berkeretap pada buih yang bagaikan impian selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu meski aku tahu semua itu akan tetap tinggal sebagai kemungkinan yang entah kapan menjadi kenyataan.
Kukirimkan sepotong senja ini untukmu Alina, dalam amplop yang tertutup rapat, dari jauh, karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata.
Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak mengubah apa-apa. Aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia Alina.
Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagi pula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina.
Kukirimkan sepotong senja untukmu Alina, bukan kata-kata cinta. Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala.
Alina yang manis, Alina yang sendu, Akan kuceritakan padamu bagaimana aku mendapatkan senja itu untukmu.
Sore itu aku duduk seorang diri di tepi pantai, memandang dunia yang terdiri dari waktu. Memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu, menjelmakan alam itu untuk mataku. Di tepi pantai, di tepi bumi, semesta adalah sapuan warna keemasan dan lautan adalah cairan logam meski buih pada debur ombak yang menghempas itu tetap saja putih seperti kapas dan langit tetap saja ungu dan angin tetap saja lembab dan basah, dan pasir tetap saja hangat ketika kuusapkan kakiku ke dalamnya.
Kemudian tiba-tiba senja dan cahaya gemetar.
Keindahan berkutat melawan waktu dan aku tiba-tiba teringat padamu.
“barangkali senja ini bagus untukmu,” pikirku. Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa memberikannya padamu.
Setelah itu aku berjalan pulang dengan perasaan senang. Aku tahu kamu akan menyukainya karena kamu tahu itulah senja yang selalu kamu bayangkan untuk kita. Aku tahu kamu selalu membayangkan hari libur yang panjang, perjalanan yang jauh, dan barangkali sepasang kursi malas pada sepotong senja di sebuah pantai di mana kita akan bercakap-cakap sembari memandang langit sambil berangan-angan sambil bertanya-tanya apakah semua ini memang benar-benar telah terjadi. Kini senja itu bisa kamu bawa ke mana-mana.
Ketika aku meninggalkan pantai itu, kulihat orang-orang datang berbondong-bondong, ternyata mereka menjadi gempar karena senja telah hilang. Kulihat cakrawala itu berlubang sebesar kartu pos.
Alina sayang,
Semua itu telah terjadi dan kejadiannya akan tetap seperti itu. Aku telah sampai ke mobil ketika di antara kerumunan itu kulihat seseorang menunjuk-nunjuk ke arahku.
“Dia yang mengambil senja itu! Saya lihat dia mengambil senja itu!”
Kulihat orang-orang itu melangkah ke arahku. Melihat gelagat itu aku segera masuk mobil dan tancap gas.
“Catat nomernya! Catat nomernya!”
Aku melejit ke jalan raya. Kukebut mobilku tanpa perasaan panik. Aku sudah berniat memberikan senja itu untukmu dan hanya untukmu saja Alina. Tak seorang pun boleh mengambilnya dariku. Cahaya senja yang keemasan itu berbinar-binar di dalam saku. Aku merasa cemas karena meskipun kaca mobilku gelap tapi cahaya senja tentu cukup terang dilihat dari luar. Dan ternyata cahaya senja itu memang menembus segenap cahaya dalam mobilku,sehingga mobilku itu meluncur dengan nyala cemerlang ke aspal maupun ke angkasa.
Dari radio yang kusetel aku tahu, berita tentang hilangnya senja telah tersebar ke mana-mana. Dari televisi dalam mobil bahkan kulihat potretku sudah terpampang. Aduh. Baru hilang satu senja saja sudah paniknya seperti itu. Apa tidak bisa menunggu sampai besok? Bagaimana kalau setiap orang mengambil senja untuk pacarnya masing-masing? Barangkali memang sudah waktunya dibuat senja tiruan yang bisa dijual di toko-toko,dikemas dalam kantong plastik dan dijual di kaki lima. Sudah waktunya senja diproduksi besar-besaran supaya bisa dijual anak-anak pedagang asongan di perempatan jalan.
“Senja! Senja! Cuma seribu tiga!”
Di jalan tol mobilku melaju masuk kota.Aku harus hati-hati karena semua orang mencariku. Sirene mobil polisi meraung-raung di mana-mana. Cahaya kota yang tetap gemilang tanpa senja membuat cahaya keemasan dari dalam mobilku tidak terlalu kentara. Lagi pula di kota, tidak semua orang peduli apakah senja hilang atau tidak. Di kota kehidupan berjalan tanpa waktu, tidak peduli pagi siang sore atau malam. Jadi tidak pernah penting senja itu ada atau hilang. Senja cuma penting untuk turis yang suka memotret matahari terbenam. Boleh jadi hanya demi alasan itulah senja yang kubawa ini dicari-cari polisi.
Sirene polisi mendekat dari belakang. Dengan pengeras suara polisi itu memberi peringatan.
“Pengemudi mobil Porsche abu-abu metalik nomor SG 19658 A, harap berhenti. Ini Polisi. Anda ditahan karena dituduh telah membawa senja. Meskipun tak ada aturan yang melarangnya, tapi berdasarkan…”
Aku tidak sudi mendengarnya lebih lama lagi. Jadi kubilas dia sampai terpental keluar pagar tepi jalan. Kutancap gas dan menyelip-nyelip dengan lincah di jalanan. Dalam waktu singkat kota sudah penuh raungan sirene polisi. Terjadi kejar-kejaran yang seru.Tapi aku lebih tahu seluk-beluk kota, jalanan dengan cahaya yang bernmain warna, gang-gang gelap yang tak pernah tercatat dalam buku alamat, lorong-lorong rahasia yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang di bawah tanah.
Satu mobil terlempar di jalan layang, satu mobil lain tersesat di sebuah kampung, dan satu mobil lagi terguling-guling menabrak truk dan meledak lantas terbakar.Masih ada dua polisi bersepeda motor mengejarku. Ini soal kecil. Mereka tak pernah bisa mendahuluiku, dan setelah kejar-kejaran beberapa lama, mereka kehabisan bensin dan pengendaranya cuma bisa memaki-maki. Kulihat senja dalam saku bajuku. Masih utuh. Angin berdesir. Langit semburat ungu. Debur ombak menghempas ke pantai. Hanya padamulah senja ini kuserahkan Alina.
Tapi Alina, polisi ternyata tidak sekonyol yang kusangka. Di segenap sudut kotak mereka telah siap siaga. Bahkan aku tak bisa membeli makanan untuk mengisi perutku. Bahkan di langit tanpa senja, helikopter mereka menyorotkan lampu di setiap celah gedung bertingkat. Aku tersudut dan akhirnya nyaris tertangkap. Kalau saja tidak ada gorong-gorong yang terbuka.
Mobilku sudah kutinggal ketika memasuki daerah kumuh itu. Aku berlari di antara gudang, rumah tua,tiang serta temali. Terjatuh di atas sampah, merayapi tangga-tangga reyot, sampai seorang gelandangan menuntunku ke suatu tempat yang tak akan pernah kulupakan dalam hidupku.
“Masuklah,” katanya tenang, “disitu kamu aman.
Ia menunjuk gorong-gorong yang terbuka itu. Ada tikus keluar dari sana. Banya bacin dan pesing. Kutengok ke bawah. Kulihat kelelawar bergantungan. Aku ragu-ragu.Namun deru helikopter dengan lampu sorotnya yang mencari-cari itu melenyapkan keraguanku.
“Masuklah, kamu tidak punya pilihan lain.”
Dan gelandangan itu mendorongku. Aku terjerembab jatuh. Bau busuknya bukan main. Gorong-gorong itu segera tertutup dan kudengar gelandangan itu merebahkan diri di atasnya. Lampu sorot helikopter menembus celah gorong-gorong tapi tak cukup untuk melihatku. Kurabah senja dalam kantongku, cahayanya yang merah keemas-emasan membuat aku bisa melihat dalam kegelapan. Aku melangkah dalam gorong-gorong yang rupanya cukup tinggi juga. Kusibukkan kelelawar bergantungan yang entah mati entah hidup itu. Kulihat cahaya putih di ujung gorong-gorong. Air busuk mengalir setinggi lutut, namun makin ke dalam makin surut. Di tempat yang kering kulihat anak-anak gelandangan duduk-duduk maupun tidur-tiduran, mereka berserakan memeluk rebana dengan mata yang tidak memancarkan kebahagian.
Aku berjalan terus melangkahi mereka dan coba bertahan. Betapa pun ini lebih baik daripada harus menyerahkan senja Alina.
Di ujung gorong-gorong,di temapt cahaya putih itu, ada tangga menurun ke bawah. Kuikuti tangga itu. Cahaya semakin terang dan semakin benderang. Astaga. Kamu boleh tidak percaya Alina, tapi kamu akan terus membacanya. Tangga itu menuju ke mulut sebuah gua, dan tahukah kamu ketika aku keluar dari gua itu aku ada di mana? Di tempat persisi sama dengan tempat di mana aku mengambil senja itu untukmu Alina. Sebuah pantai dengan senja yang bagus:ombak,angin,dan kepak burung?tak lupa cahaya keemasan dan bias ungu pada mega-mega yang berarak bagaikan aliran mimpi. Cuma saja tidak ada lubang sebesar kartu pos. Jadi, meskipun persis sama,tapi bukan tempat yang sama.
Aku berjalan ke tepi pantai. Tenggelam dalam guyuran alam yang perawan. Nyiur tentu saja, matahari, dan dasat lautan yang bening dengan lidah ombak yang berdesis-desis. Tak ada cottage , tak ada barbeque, tak ada marina.
“semua itu memang tidak perlu. Senja yang bergetar melawan takdir membiaskan cahaya keemasan ke tepi semesta. Aku sering malu sendiri melihat semua itu. Alina, apakah semua itu mungkin diterjemahkan dalam bahasa?”
Sambil duduk di tepi pantai aku berpikir-pikir, untuk apakah semua ini kalau tidak ada yang menyaksikannya? Setelah berjalan ke sana ke mari aku tahu kalau dunia dalam gorong-gorong ini kosong melompong. Tak ada manusia, tak ada tikus, apalagi dinosaurus. Hanya burung yang terkepak, tapi ia sepertinya bukan burung yang bertelur dan membuat sarang. Ia hanya burung yang dihadirkan sebagai ilustrasi senja. Ia hanya burung berkepak dan berkepak terus disana. Aku tak habis pikir Alina, alam seperti ini dibuat untu apa? Untuk apa senja yang bisa membuat seseorang ingin jatuh cinta itu jika tak ada seekor dinosaurus pun menikmatinya? Sementara di atas sana orang-orang ribut kehilangan senja….
Jadi, begitulah Alina, kuambil juga senja itu. Kukerat dengan pisau Swiss yang selalu kubawa, pada empat sisinya, sehingga pada cakrawala itu terbentuk lubang sebesar kartu pos. Dengan dua senja di saku kiri dan kanan aku melangkah pulang. Bumi berhenti beredar di belakangku, menjadi kegelapan yang basah dan bacin. Aku mendaki tangga kembali menuju gorong-gorong bumiku yang terkasih.
Sampai di atas, setelah melewati kalelawar bergantungan,anak-anak gelandangan berkaparan, dan air setinggi lutut, kulihat polisi-polisi helikopter sudah pergi. Gelandangan yang menolongku sedang tiduran di bawah tiang listrik sambil meniup saksofon.
Aku berjalan mencari mobilku. Masih terparkir dengan baik di supermarket. Nampaknya bahkan baru saja dicuci. Sambil mengunyah pizza segera kukebut mobilku menuju pantai. Dengan dua senja di saku kiri dan kanan, lengkap dengan matahari,laut,pantai, dan cahaya keemasannya masing-masing, mobilku bagai memancarkan cahaya Ilhai. Sepanjang jalan layang, sepanjang jalan tol, kutancap gas dengan kecepatan penuh…
Alina kekasihku, pacarku, wanitaku.
Kamu pasti sudah tahu apa yang terjadi kemudian. Kupasang senja yang dari gorong-gorong pada lubang sebesar kartu pos itu dan ternyata pas. Lantas kukirimkan senja yang ?asli? ini untukmu, lewat pos.
Aku ingin mendapatkan apa yang kulihat pertama kali: senja dalam arti yang sebenarnya?bukan semacam senja yang ada di gorong-gorong itu.
Kini gorong-gorong itu betul-betul menjadi gelap Alina. Pada masa yang akan datang orang-orang tua akan bercerita pada cucunya tentang kenapa gorong-gorong menjadi gelap.Meraka akan berkisah bahwa sebenarnya ada alam lain di bawah gorong-gorong dengan matahari dan rembulannya sendiri, namun semua itu tida lagi karena seorang telah mengambil senja untuk menggantikan senja lain di atas bumi. Orang-orang tua itu juga akan bercerita bahwa senja yang asli telah dipotong dan diberikan oleh seseorang kepada pacarnya.
Alina yang manis, paling manis, dan akan selalu manis, Terimalah sepotong senja itu, hanya untukmu, dari seseorang yang ingin membahagiakanmu. Awas hati-hati dengan lautan dan matahari itu, salah-salah cahayanya membakar langit dan kalau tumpah airnya bisa membanjiri permukaan bumi.
Dengan ini kukirimkan pula kerinduanku padamu, dengan cium, peluk, dan bisikan terhangat, dari sebuah tempat yang paling sunyi di dunia.
–Cerpen Pililihan Kompas 1993

Komentar Wawan the Pancer

Sebuah cerpen yang berjudul “Sepotong Senja Untuk Pacarku” karya Bapak Seno Gumilar Adji Darma merupakan sebuah karya sungguh luar biasa karena menggunakan gaya bahasa pada cerpen di atas seperti puisi modern tetapi cara penulisan pilihan kata (diksi) sepintas seperti puisi zaman balai pustaka sehingga membuat hati para pembaca kagum dan ikut larut dalam cerpen tersebut serta didalam cerpen karya beliau boleh dikatakan terdapat banyak pilihan kata (diksi) yang mengandung imajinasi tingkat tinggi, artinya pilihan kata (diksi) dalam cerpen di atas mengandung imajinasi kemudian diimajinasikan kembali dan diimajinasikan lagi sehingga para pembaca (awam) kurang begitu paham dan mungkin para pembaca (awam) mengatakan termasuk kategori atau jenis cerpen apa? Meskipun banyak pilihan kata (diksi) yang mengandung imajinasi dan diimajinasikan lagi yang membuat para pembaca (awam) kurang begitu mengerti, namun mereka paham dan mengerti maksud tujuan atau isi cerpen diatas karena alur cerita cerpen tersebut. Bagi saya pribadi cerpen diatas merupakan sebuah karya yang fantastik dan elegan, belum tentu saya atau orang lain dapat membuat sebuah cerpen yang fantastik dan elegan seperti cerpen karya beliau dan mungkin saya perlu banyak latihan mencoba puluhan kali bahkan ribuan kali membuat sebuah cerpen agar dapat menghasilkan sebuah cerpen yang fantastik dan elegan seperti cerpen diatas karya bapak Seno Gumilar Adji Darma serta menurut saya karya seni sastra merupakan suatu kebebasan berekspresi untuk menuangkan ide atau gagasan atau unek unek jiwa dari pengalaman hidup dan pemikiran manusia yang di tuangkan ke dalam berbagai bentuk karya seperti puisi, novel, drama, lagu, nyanyian, lukisan, merenung, dan lain-lain serta mengandung nilai, manfaat, makna atau pesan pesan yang tersirat di dalamnya. Setiap manusia memiliki jiwa seni sastra dan seni sastra muncul dari hati yang bersih, kosong, kotor dan ikhlas sastra mempunyai daya ledak yang begitu besar melebihi daya ledak bom nuklir baik itu berdampak positif maupun negatif tergantung manusia itu sendiri memaknai sastra.