Sabtu, 29 Mei 2010
Pagi hari yang menyebalkan dan memalukan
setelah penumpangnya masuk lalu duduk di kursi bagian tengah dan bus berangkat lagi kemudian kernet B bilang sama saya, “ wis ayu mambue wangi tenan, ya?” hahahhaahahaaa...candanya, lalu saya jawab,” iya pak le wangi tenan tapi sayang raine aku ra ndelok,” hahahahahahahaaaa....candaku dan memang saya akui gadis itu kelihatan menarik dengan rambut panjang hitam terurai, bodi gitar spayol, aduhai membuat mata pria terpesona melihatnya, tetapi saya tidak peduli kemudian saya amati pemandangan di sekitarnya dan lagi enak enaknya menghirup udara suasana perkotaan, di kejutkan oleh suara knalpot motor yang berisik dan menyalip badan bus sebelah kanan.
Untung saja motor itu tidak menyenggol badan bus, namun hal itu membuatku jengkel, “huft....... ada tidak ya suara knalpot motor seperti bunyi kentutku?” “heheheheheee....menggerutuku,” kemudian kejadian itu telah berlalu dan saya amati terus pemsndangan di sekitarnya dan saya melihat ada seorang pria paruh baya yang tidur di pembatas pagar rel kereta api dan di bawahnya jalan raya, “aduh kasihan bener tu orang, tapi saya heran orang itu tidak takut jatuh dan celakanya dia bisa tidur nyenyak?” “pikirku,” “saya saja yang tidur di kamar kos kadang-kadang tidak bisa tidur karena gerah dan suasana rumah rame dengan suara televisi!!!” wah berarti saya kalah dong dengan orang itu,” heheheheheheheheee.... ,” kemudian bus berhenti untuk menurunkan penumpang dan farid nanya sama saya, “wan, masih jauh ga pasar bering harjonya?” lalu saya jawab, “tidak jauh sebentar lagi sampai tujuan. Emang ada apa, bro?” tanyaku,” farid jawab, “ ga ada apa apa, wan!” beberapa menit kemudian kita sampai di malioboro mal dan bus berhenti lagi untuk menurunkan penumpang dan tiba tiba farid bilang, “wan turun disini aja dan kita lihat-lihat harga hp, gimana?” tanyanya,” lalu saya jawab, “ok sajalah, manut wae,” setelah kita turun dari mobil, kami langsung menuju mal dan ternyata masih tutup, “ wah rid malnya masih tutup , gimana nih?” tanyaku,” lalu farid bilang, “yuk kita langsung ke beringharjo dengan jalan kaki !” lalu saya jawab, “ok sajalah sambil berpikir heran kenapa si farid mendadak ingin ke mal ?” padahal sesuai dengan kesepakatan kita keliling pasar bering harjo lalu naik bus kopata “jalur 4 lagi,” kemudian kita jalan terus menyusuri pasar dan tiba tiba si farid belok arah ke kanan pasar lalu saya nanya, “rid, mau ke mana?” sebentar wan, aku mau buang air kecil dulu!” jawabnya,” lalu saya Cuma bisa mengelus dada aja sambil berkata, “astagfirullahal’adzim, mmmm...ana ana wae koe iki, rid,” setelah selesai kami melanjutkan perjalanan dan berhenti sejenak untuk minum kopi dan kemudian pulang naik mobil kopata “jalur 4,” dan kita turun di samping KFC depan Mirota Kampus kemudian kami pulang dengan hati yang senang terutama saya yang tidak bisa melupakan kejadian tingkah konyolku yang menyebalkan dan memalukan di pagi hari tadi.
Supporter BonJoVi (Bonek,Jogyakarta, dan viking) vs The JAS Mania (Jakarta, Arema, dan sleman) Musuh bebuyutan
Liburan semester yang lalu saya pulang ke Bekasi dengan naik kereta api ekonomi progo jurusan Jogyakarta-Pasar Senen kemudian saya duduk di gerbong 9 dengan nomor tempat duduk 17b bersebelahan dengan seorang pemuda yang berwajah lumayan sangar dan kelihatan seperti anak band. Ia namanya mas Izzi dari surabaya dan hobinya berkelana serta bermain musik dengan aliran musik heavy metal rock. Meskipun dia anak band, dia juga suporter Bonek dan Arsenal lalu kami saling bertukar pengalaman, pengetahuan dunia sepak bola dan pengalaman hidupnya menjadi supporter bonek hingga sekarang, ia pernah ikut tawuran diberbagai daerah seperti malang dan jakarta, bahkan ia menunjukan bekas luka sabetan senjata tajam di bahu kanan hadiah dari tawuran dengan supporter aremaania di malang pada tahun 2002-an, tetapi sebenarnya ia menyesal dan menyayangkan sikap arogan bonek yang membakar Stadion gelora Sepuluh November Surabaya basecamp Persebaya dan ia juga pernah ikut tawuran antara bonek dengan the jak mania di jakarta, kala itu bonek berhasil memukul mundur the jak mania di daerah sendiri.
Pantaslah dan tidak mengherankan cap anarkis terpatri di tubuh supporter bonek, tetapi ketika pertandingan pesebaya vs persib di bandung, para supporter bonek melempari rumah warga dengan batudi sekitar daerah solo dan merusak fasilitas umum di stasiun Kereta Api, namun di bandung supporter bonek tidak membuat kerusuhan justru bermain sportif karena mereka adalah sekutu yang dinamai BonJoVi (bonek, jogyakarta, dan viking). Hal ini di buktikan dengan yel-yel mereka saat berkunjung di bandung yaitu “bonek-viking kita saudara, bonek-jogja kita saudara, jogja-viking kita saudara, dan sleman asu dibunuh saja.” Begitu juga dengan sebaliknya saat persib vs persebaya di kandang persebaya tidak terjadi kerusuhan, justru insiden kerusuhan kecil terjadi saat dalam perjalanan pulang dengan naik kereta api pasundan di lempari batu oleh supporter solo “pasoepati” di stasiun purwosari, solo. Insiden tersebut menimbulkan seorang polisi terluka di bagian kepala dan area parkir stasiun purwosari mengalami kerusakan akibat amukan viking yang mencari para supporter solo, dari serangkaian kejadian atau peristiwa kericuhan para supporter bola di indonesia, maka tidak heran dunia sepakbola Indonesia di mata dunia sangat amat memalukan.